Skip to main content

Belajar di Rumah, 6 Langkah Beri Siswa Tugas Membahagiakan




(DOK. PRIBADI/Titien Suprihatien)

Editor Yohanes Enggar Harususilo
Oleh: Titien Suprihatien

KOMPAS.com - Saat ini siswa telah memasuki pekan ketiga pembelajaran dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Setiap sekolah memiliki teknik dan cara yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya.

Ada yang mengirim tugas melalui grup WhatsApp kelas, memanfaatkan aplikasi pembelajaran online, bahkan ada juga pembelajaran live di media sosial.

Hanya saja mulai ada keluhan tentang pelaksanaan belajar di rumah ini Seperti pengaduan diterima Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Menurut Komisioner KPAI Retno Listyarti, orangtua mengeluhkan beratnya penugasan dari guru yang harus dikerjakan dengan waktu sempit. Padahal banyak tugas yang harus dikerjakan dari guru yang lain. Anak-anak menjadi kelelahan dan tertekan.

Keterangan komisioner KPAI cukup beralasan. Tugas yang diberikan sebagian guru tidak membuat siswa belajar kreatif. Apalagi kebanyakan tugas yang diberikan adalah jenis tugas kuno yang membosankan, seperti meringkas buku atau mengerjakan soal-soal.

Lalu di tengah mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini bagaimana memberikan tugas yang membahagiakan siswa?

1.      Rancang siklus dan sebaran tugas
Kepala sekolah bersama guru harus mengkalkulasi sebaran tugas untuk setiap mata pelajaran di setiap kelas. Sebagai manajer kepala sekolah harus mendesain siklus tugas yang diberikan guru.

2.      Beri tugas secara bertahap
Pemberian tugas secara bertahap menjadikan pembelajaran lebih dimengerti oleh anak. Kemungkinan anak mengerti lebih dalam pada setiap bahasan yang lebih besar. Pemberian tugas secara bertahap juga membuat guru lebih mudah dalam menggorganisasi materi dan pengecekan secara rutin.

3.      Menjadi guru yang memiliki empati
Guru yang mendidik dengan hati akan mampu merasakan beban siswanya. Disini guru perlu memgajak siswa melakukan refleksi pembelajaran di rumah. Terutama untuk mendapat masukan dan memperbaiki proses pembelajaran di rumah.

4.      Berikan tugas yang membuat bahagia
Tugas guru saat ini adalah membantu pemerintah agar para siswa tetap sehat di tengah wabah Covid 19. Social distancing membuat mereka tidak bisa belajar bersama, guru harus mendesain tugas agar siswa bisa merasa sedang rekreasi di rumah sendiri. Misalnya, ganti tugas meringkas dengan membuat peta pikiran hasil bacaan.

Membuat peta pikiran akan membelajarkan siswa memaknai bacaan tanpa dipaksa. Imajinasi dan kreativitas siswa akan berkembang dan bisa membuat mereka bahagia. Tugas yang membahagiakan juga bisa dimulai dengan memberikan opsi atau pilihan kegiatan sehingga siswa bisa memilih jenis kegiatan yang mereka paling sukai untuk dikerjakan.


Pilihan kegiatan bisa guru memberikan pilihan juga bisa sangat terbuka diserahkan kepada siswa. Jika ini dilakukan mungkin akan melatih anak untuk berpikir kreatif dalam menentukan dan mendesain sendiri apa yang ingin mereka lakukan terkait tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Berikan juga tugas proyek individu, seperti menulis cerpen, membuat komik, membuat poster, menulis synopsis, menulis puisi, menulis skenario drama, melukis, membuat jurnal kegiatan selama belajar di rumah, atau membuat laporan tentang perkembangan wabah Covid 19.

5.      Beri apresiasi pada siswa
Walaupun tanpa bertatap muka guru harus memberikan apresiasi pada tugas yang sudah dikerjakan siswa, salah satu caranya adalah memajangnya di akun medsos guru, ini adalah cara sederhana penuh bermakna.

6.      Dampingi siswa dengan hati

Jangan biarkan siswa merasa sendiri dalam melewati hari-hari belajar mandiri. Guru bisa bangun kebersamaan dan perlihatkan bahwa guru juga belajar, sama seperti mereka yang selalu menambah ilmu. Mendampingi dengan hati juga bisa dengan membangun kebersamaan dengan pertemuan daring untuk membahas tugas atau membahas kegiatan harian. Bantu siswa untuk memanfaatkan masa belajar di rumah untuk membangun kedekatan dengan keluarga dan memperbanyak ibadah. Agar hari berat dalam memutus rantai penularan Covid-19 ini bisa mereka lewati dengan bahagia. Siswa tidak boleh stress. Mereka harus tetap bersemangat hingga saat kembali ke sekolah tiba.


Penulis: Titien Suprihatien, Guru SMPN 11 Batang Hari, Jambi

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Belajar di Rumah, 6 Langkah Beri Siswa Tugas Membahagiakan",

Editor : Yohanes Enggar Harususilo


Comments

Popular posts from this blog

Sampling

This slides provide you:  1. the definition of sampling  2. sampling frame 3. determining the size of your sample  4. sampling procedure (Probability and non-probability)  Please follow/download the link for the Power Point Slides

The Legend of Jambi Kingdom (Narrative Text)

   Image: https://www.gambarrumah.pro/2012/10/400-gambar-kartun-rumah-adat-jambi.html Once upon a time, there were five villages, Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, and Batin Duo Belas. The villagers of those five villages lived peacefully. They helped each other. Soon, the number of villagers grew highly. The villagers thought that they needed a leader to guide them. They wanted to have a king. So, the leaders from the five villages had a meeting. They wanted to set the criteria who could be their king. "Our king should be physically strong," said the leader from Tujuh Koto. "I agree. The king should be able to protect us from the enemies, "said one leader. "Not only that. He should also be well respected by us. So, the king should be strong and have good manners," said the leader from Petajin. "Then, let’s set the criteria. I have a suggestion. The king should be strong from fire. He cannot feel the pain if we burn him," said leade...

The Legend of Jambi (Narrative Text)

                                                    Gambar: http://www.ceritadongenganak.com   Once upon a time, there lived in Sumatra Island a very beautiful girl, Putri Pinang Masak. The girl was also a very kind-hearted person. This made everyone liked her so much. Many youth and princes from other countries desire her to be his wife. Nevertheless, she refused their proposals because she had not wanted to get married yet. One day, there was a very wealthy king, the king of the east kingdom, coming to her village. He proposed to marry her. Putri Pinang Masak was afraid to refuse the king’s proposal although she actually did not love the king, the ugly-faced man, at all. She knew that the king would be very angry and there would ...