Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

Sumur Tua SMANDALAS (Bagian 2)

Rudi yang barus saja menyelesaikan lukisan bahasa Kanji Jepang, Kaligrafi Arab, Kata Mutiara Bahasa Inggris dan Indonesia mulia merasakan ketiadaan Jamal. Sudah satu jam, Jamal belum kembali. “Ke WC pasti cuman alibi ni Anak, pasti si Jamal Pulang” gumamnya dalam hati. Kegundahannya itu ia tanyakan pada Juno yang masih saja asyik mempercantik bagian podium dengan bunga-bunga buatan. “Juno… di mano Jamal yo, apo balek dio dak? “Entah lah jok eh, kalu dak ado pasti lah balek. Anak mama diok tuh.” Sahut Juno acuh, saking khusuknya dia pada kerjaannya membuat taman buatan. Maklum, jika menjelang pukul 7 pagi belum selesai, pasti Nuri, si ketua OSIS bakalan murka. Sebenarnya ia tidak takut pada si Nuri, namun ia lebih ingin bertanggungjawab atas tugas yang telah ia sanggupi. Hari gini susah mencari sosok seperti mereka. Apalagi politikus di Senayan sana. Hanya sedikit yang bekerja untuk Rakyat, yang ada hanya kepentingan semata. “Biak sayo cek motornyo jok, kalu motornyo dak ado, b

Sumur Tua SMANDALAS (Bagian 1)

“Salah satu di antara kalian harus menemaniku di sumur itu. Perjanjian itu telah kalian langgar. Maka tiap tahun harus ada siswa yang menjadi istriku.” Billy terus meronta, menedang, menghardik sesiapa yang mencoba memegangi tubuhnya. Teman sekelas Billy terlihat panik. Entah dari mana datangnya, dan siapa yang mengundang, tiba-tiba pria berbaju hitam, memakai blankon hitam khas Jogja datang membawa air dalam Bejana. “pyuh…” pria berbaju dan blankon hitam menyemburkan air ke muka Billy, setelah sebelumnya berkomat-kamit singkat. “ha..ha…ha… air mu tak mempan dukun tua. Aku akan tetap memakai raga Billy. Hrrrr…” Billy kembali meronta, tenaganya sungguh terlampau kuat. Dua siswa menahan tangan kanan, dua lainnya di tangan kiri, sementara ada empat siswa lainnya yang memegang dua kaki Billy. Namun, seolah kedelapan siswa kelas 12 Mia 4 itu tak sanggup menahannya. Pria berbaju dan blangkon hitam pun entah kapan tiba-tiba tak ada lagi di sekitar Billy. “Cepat panggil Pa