Skip to main content

IGI Usul Siswa Belajar Daring, Dua Pekan Sekali ke Sekolah


Dioneg-Jambi -- Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengatakan, pembelajaran campuran (blended learning) merupakan solusi pembelajaran pada era normal baru. Dalam praktiknya, pembelajaran dilakukan antara daring dan luar jaringan (luring).
"Ini dapat menjadi solusi minimnya jam tatap muka," ujar Ramli dalam keterangannya di Jakarta, Senin.


Ramli mengatakan, menambahkan jika pembelajaran dengan metode campuran tersebut dijalankan maka sangat memungkinkan siswa cukup dua pekan sekali ke sekolah. Para pelajar cukup empat jam di sekolah dengan sistem guru piket.
"Dengan begitu, siswa cukup bertemu guru mata pelajarannya 10 sampai 15 menit untuk konsultasi kesulitan yang dialami selama sepekan dalam menjalani pembelajaran dalam jaringan," jelas Ramli.

Seluruh materi pelajaran, menurut Ramli, harus bisa diakses anak didik melalui aplikasi yang dibuat sendiri oleh gurunya sebelum pembelajaran daring. Dengan begitu, saat pembelajaran daring, guru lebih mudah menyampaikan materinya.
"Cukup 20 menit untuk satu jam pelajaran yang selama ini 35 menit untuk SD, 40 menit untuk SMP, dan 45 menit untuk SMA," kata dia.

Dengan menggabungkan daring dan luring ditambah penyiapan materi lebih awal sebagai bekal daring, IGI meyakini bahwa pembelajaran akan jauh lebih efektif.

"Sesungguhnya pedoman penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti inilah yang diminta oleh IGI agar diterbitkan oleh Kemendikbud agar menjadi acuan PJJ yang berkualitas dan menyenangkan, bukan dengan cara 'terserah guru'," kata dia,

Ramli juga mengatakan, Kemendikbud memang sudah mengeluarkan edaran terkait pedoman pembelajaran jarak jauh, tapi lebih diarahkan nonton TV, radio, dan layanan pendidikan berbayar, serta layanan pendidikan gratis. Arahan belum menyasar agar guru menjalankan PJJ dengan baik.

Hasil survei IGI menunjukkan 67,4 persen guru di Indonesia berharap Kemendikbud membuat pedoman pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dari guru ke siswa. Dengan begitu ada keseragaman pelaksanaan pembelajaran di Tanah Air.

Sumber: Republika


Comments

Popular posts from this blog

The Legend of Jambi Kingdom (Narrative Text)

   Image: https://www.gambarrumah.pro/2012/10/400-gambar-kartun-rumah-adat-jambi.html Once upon a time, there were five villages, Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, and Batin Duo Belas. The villagers of those five villages lived peacefully. They helped each other. Soon, the number of villagers grew highly. The villagers thought that they needed a leader to guide them. They wanted to have a king. So, the leaders from the five villages had a meeting. They wanted to set the criteria who could be their king. "Our king should be physically strong," said the leader from Tujuh Koto. "I agree. The king should be able to protect us from the enemies, "said one leader. "Not only that. He should also be well respected by us. So, the king should be strong and have good manners," said the leader from Petajin. "Then, let’s set the criteria. I have a suggestion. The king should be strong from fire. He cannot feel the pain if we burn him," said leade...

The Legend of Jambi (Narrative Text)

                                                    Gambar: http://www.ceritadongenganak.com   Once upon a time, there lived in Sumatra Island a very beautiful girl, Putri Pinang Masak. The girl was also a very kind-hearted person. This made everyone liked her so much. Many youth and princes from other countries desire her to be his wife. Nevertheless, she refused their proposals because she had not wanted to get married yet. One day, there was a very wealthy king, the king of the east kingdom, coming to her village. He proposed to marry her. Putri Pinang Masak was afraid to refuse the king’s proposal although she actually did not love the king, the ugly-faced man, at all. She knew that the king would be very angry and there would ...

The Legend of Putri Cermin Cina: Jambi Folklore (Narrative Text)

Image:  kebuncerita.co.uk Long time ago, there was a kingdom in Jambi that was ruled by a king named Sultan Mambang Matahari. Sultan Mambang Matahari had a son named Tuan Muda Selat and a daughter named Putri Cermin Cina. The son of the king was handsome but he was such a reckless boy while the daughter is beautiful. She had a white skin like a Chinese girl and because of the skin she had then she was call “Putri Cermin Cina”. One day, a well-known merchant visited the kingdom. That merchant name was Tuan Muda Senaning. He and his crews visited the kingdom because they had some trade business. The arrival of Tuan muda Senaning was welcome kindly by the king. The king then welcomed Tuan Muda Senaning with a banquette. Together with his son and his daughter, the king asked Tuan muda Senaning to enjoy the serve. When had their serve, Tuan Muda Senaning looked Putri Cermin Cina and at his first sight, he then felt in love with Putri Muda Cina. Then, he directly expressed what he felt ...