Foto: Liputan 6
DEG-Pembelajaran online menjadi alternatif metode belajar yang dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus corona. Belajar di rumah membuat kebanyakan remaja merasa jenuh, malas, tidak produktif hingga kangen dengan teman-teman di sekolah. Terlebih mengingat manusia adalah makhluk sosial yang seharusnya berinteraksi dengan orang lain.
Laurencia Chrestella berbagi kisahnya agar remaja tetap fokus dan produktif di saat belajar online. Ia menilai bahwa belajar online membuat dirinya bahkan teman-temannya merasa bosan dan galau. Apalagi jika tugas yang diberikan banyak dan sulit. Ketika di sekolah rasanya seru karena dapat mengerjakan tugas kelompok bersama teman sambil bersenda gurau, berbeda jika mengerjakannya di rumah.
"Tips dari aku sih kita buat target waktu. Kelarin tanggung jawab dulu abis itu kerjain yang kita suka," ujar perempuan asal Bekasi ini.
Baca Juga: Selipkan Pendidikan Karakter Saat Belajar di Rumah
Menurutnya, belajar dari rumah memberikan efek yang terkesan santai, padahal sebenarnya ada sejumlah tugas yang perlu diselesaikan.
Namun selama dijadwalkan dan tidak ditunda-tunda maka hasilnya pun akan baik. Sebagai reward usai menyelesaikan kewajiban, remaja dapat menonton streaming atau mengerjakan hobi sesuai minatnya.
"Bagusnya sih pas udah ada nih tugasnya ya langsung dibuat aja nggak usah ditunda nanti malah numpuk trus nggak ada waktu santai," kata penggemar Maudy Ayunda ini.
Remaja yang aktif di kegiatan OSIS sebagai seksi sosial ini pun merasakan rindu dengan teman-teman sekolahnya. Terlebih Lauren yang biasanya sibuk dalam berbagai kegiatan seperti baksos, kini ruang geraknya terbatas di rumah. Demi mengobati rasa rindunya pada teman, Lauren kerap berkomunikasi dengan teman-temannya lewat video call atau menelepon temannya agar ia tak merasa sendiri di rumah.
"Aku suka telponan, ngobrol rame-rame sekalian diskusi sama temen pas ada kerja kelompok," kata penyuka minuman teh ini.
Lauren meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman sangat diperlukan untuk membuat diri sehat secara mental. Ketika mengobrol dengan teman, remaja kelahiran 2004 ini kerap bercanda dan hal ini membuatnya merasa ceria. Hal yang perlu dijaga adalah jarak fisik namun berkomunikasi dengan teman tak boleh putus begitu saja.
Berbagi cerita dan unek-unek pada teman membuat Lauren mampu mengekspresikan perasaannya dengan lebih baik daripada memendamnya sendiri. Di sela waktu istirahatnya, Lauren menulis puisi dan mempostingnya di instagram.
"Aku nyempetin diri untuk baca novel, nyari referensi di internet untuk nulis puisi," pungkasnya.
Laurencia pun mengajak para remaja untuk taat pada aturan pemerintah agar melaksanakan karantina diri dengan tetap belajar online hingga waktu yang ditentukan.
Jika bersikap tidak taat dan masih egois seperti nongkrong bersama teman, maka situasi pun sulit membaik. Ketika semua remaja berperan, berempati, dan memiliki kesadaran untuk belajar di rumah, maka keceriaan bersama teman di sekolah pun dapat berlangsung kembali.
“Jangan dibawa stres karena belom bisa ketemu temen, pacar, atau gebetan. Bersosialisasi pake media sosial dulu. Pintar-pintar juga dalam menyaring berita biar nggak kena hoaks. Sebar berita baik,” pesan Lauren untuk anak-anak muda di Indonesia.
Penulis: Patricia Astrid Nadia
Sumber:Liputan 6
Comments