Skip to main content

Kemendikbud: Kurikulum Darurat untuk Kurangi Beban Guru dan Siswa

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril menyampaikan alasan mengapa Kemendikbud mengeluarkan kurikulum darurat di tengah masa kebiasaan baru. Hal itu disampaikan dalam webinar bertajuk “Adaptasi Pembelajaran Kebiasaan Baru dengan Kurikulum Kondisi Khusus pada Tahun Ajaran Baru”, Sabtu (8/8/2020). Dari beberapa survei, lanjut Iwan, di tengah masa kebiasaan baru ini banyak kendala yang dirasakan oleh guru, orang tua dan juga siswa.

Sehingga, fleksibilitas menjadi prinsip dalam kurikulum darurat atau kurikulum kondisi khusus. “Kurikulum kondisi khusus ini juga untuk mengurangi beban guru dan siswa,” kata Iwan seperti dirangkum dari laman GTK Kemendikbud. Pada kesempatan yang sama, Kemendikbud juga meluncurkan modul khusus untuk PAUD dan SD yang bisa menjadi panduan tidak hanya untuk guru, tapi bagi orang tua dan siswa. Modul-modul pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) diharapkan mempermudah guru untuk memfasilitasi dan memantau pembelajaran siswa di rumah dan membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar dari rumah

Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah Belajar”. Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-hari. Sementara itu, untuk jenjang pendidikan SD modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik orang tua maupun wali. 

Praktik pembelajaran baik 

Dalam kesempatan sama, seorang guru penggerak Komunitas Guru Belajar Kabupaten Magelang Titik Nur Istiqomah berbagi praktik baik yang dilakukan di sekolah dan memberikan banyak tips terkait pengalaman dan kiat-kiat menghadapi dinamika di masa pandemi. “Pembelajaran di kondisi ini harus berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran,” ujar Titik.

Titik juga berterima kasih kepada Kemendikbud atas terbitnya Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020. “Keputusan ini sangat membantu para guru khususnya dalam menyederhanakan kompetensi dasar yang dapat dipilih sesuai kebutuhan satuan pendidikan,” kata Titik.

Link unduhan

Berikut link unduhan pedoman Kurikulum Darurat selama pandemi Covid-19 yang bisa menjadi panduan guru dan sekolah: 

Modul Asesmen Diagnosis Diawal Pembelajaran: 

https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/modul-asesmen-diagnosis-diawal-pembelajaran/  

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum Darurat (dalam Kondisi Khusus) untuk PAUD, Dikdas, dan Dismen Berbentuk SMA: 

https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/kompetensi-inti-kompetensi-dasar-pada-kurikulum-2013-pada-paud-dikdas-dan-dikmen-berbentuk-sekolah-menengah-atas-untuk-kondisi-khusus/ 

Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkan-kurikulum-darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemendikbud: Kurikulum Darurat untuk Kurangi Beban Guru dan Siswa", Penulis : Ayunda Pininta Kasih
Editor : Ayunda Pininta Kasih

Comments

Popular posts from this blog

Sampling

This slides provide you:  1. the definition of sampling  2. sampling frame 3. determining the size of your sample  4. sampling procedure (Probability and non-probability)  Please follow/download the link for the Power Point Slides

The Legend of Jambi Kingdom (Narrative Text)

   Image: https://www.gambarrumah.pro/2012/10/400-gambar-kartun-rumah-adat-jambi.html Once upon a time, there were five villages, Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, and Batin Duo Belas. The villagers of those five villages lived peacefully. They helped each other. Soon, the number of villagers grew highly. The villagers thought that they needed a leader to guide them. They wanted to have a king. So, the leaders from the five villages had a meeting. They wanted to set the criteria who could be their king. "Our king should be physically strong," said the leader from Tujuh Koto. "I agree. The king should be able to protect us from the enemies, "said one leader. "Not only that. He should also be well respected by us. So, the king should be strong and have good manners," said the leader from Petajin. "Then, let’s set the criteria. I have a suggestion. The king should be strong from fire. He cannot feel the pain if we burn him," said leade

The Legend of Jambi (Narrative Text)

                                                    Gambar: http://www.ceritadongenganak.com   Once upon a time, there lived in Sumatra Island a very beautiful girl, Putri Pinang Masak. The girl was also a very kind-hearted person. This made everyone liked her so much. Many youth and princes from other countries desire her to be his wife. Nevertheless, she refused their proposals because she had not wanted to get married yet. One day, there was a very wealthy king, the king of the east kingdom, coming to her village. He proposed to marry her. Putri Pinang Masak was afraid to refuse the king’s proposal although she actually did not love the king, the ugly-faced man, at all. She knew that the king would be very angry and there would be a battle if she refuse his desire. Putri Pinang Masak was so confused before she got an idea to refuse the king’s proposal. Then she said to the king that she accepted his proposal on one condition. The king should be able to build a very large and beautif