Skip to main content

Cara Orang Tua Bekerja Menghabiskan Waktu Bersama Anak

DEG- Orang tua bekerja khususnya Ibu bekerja sering kali merasa bersalah ketika harus meninggalkan anak di rumah. Tidak perlu khawatir, dengan cara yang tepat, kita tetap bisa menjadi orang tua yang membesarkan anak dengan baik meskipun bekerja.

Dahulu, seorang ayah dikenal sebagai pencari nafkah keluarga yang biasa bekerja di luar rumah. Posisi ibu/perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah. Akan tetapi, sekarang keadaan sudah berbeda. Mayoritas anak jaman sekarang mempunyai dua orang tua yang bekerja di luar rumah.

Tentu ada efek yang timbul ketika kedua orang tua sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sisi positifnya adalah keadaan finansial keluarga akan semakin stabil jadi mengurangi tingkat stress yang disebabkan oleh kurangnya pendapatan keluarga. Sisi negatifnya adalah kurangnya waktu yang dihabiskan bersama keluarga khususnya anak. Lalu bagaimana penyelesaian yang baik untuk para orang tua bekerja agar dapat menyediakan waktunya bagi anak mereka?

Cara – cara yang bisa ditempuh oleh orang tua bekerja adalah :

1. Manajemen waktu dengan baik

Hubungan orang tua dan anak memerlukan waktu yang berkualitas untuk berkumpul secara fisik. Waktu yang dibutuhkan tidak perlu lama, yang penting orang tua konsisten meluangkan waktu bersama anak setiap hari.

    Mencari tempat kerja yang ramah keluarga

    Maksudnya disini adalah mencari tempat kerja yang memikirkan keadaan keluarga, contohnya : jam kerja yang fleksibel bagi orang tua bekerja khususnya perempuan, memberikan cuti hamil yang ideal, adanya tempat penitipan anak di tempat kerja dan tidak banyak perjalanan bisnis keluar kota/negeri. Dengan fleksibilitas dan pengertian yang diberikan oleh perusahaan tempat kerja, kita bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk keluarga.


    Atur jadwal kerjamu

    Coba negosiasikan dengan atasan atau pihak SDM perusahaanmu untuk mengatur ulang jadwal kerja dengan memulai kerja lebih telat dan mengakhiri kerja lebih telat. Dengan begini, kita masih sempat untuk mengantar anak ke sekolah.


    Padukan perjalanan bisnis dengan liburan keluarga

    Pekerjaan juga bisa memungkinkan kita untuk meluangkan waktu dengan anak-anak untuk liburan yang menyenangkan. Meskipun lebih singkat dibandingkan apabila kita mengambil cuti, akan tetapi Anda tetap bisa menikmati liburan bersama keluarga.


    Libatkan seluruh keluarga dalam melakukan pekerjaan rumah tangga

    Misalnya, keluarga dapat bekerja sama untuk membersihkan dapur setelah makan malam, dengan bantuan semua anggota keluarga, pekerjaan rumah tangga dapat dilakukan lebih cepat. Atau bisa juga membersihkan rumah bersama di akhir pekan. Biasakan anak Anda untuk melakukan pekerjaan rumah tangga sedari dini.

2. Jadikan waktu dengan anak sebagai pertemuan yang berkualitas

Sesingkat apapun kesempatan kita untuk berinteraksi dengan anak, berusahalah agar kesempatan tersebut tidak terbuang sia-sia. Yang bisa anda lakukan adalah menyapanya dengan hangat saat kita tiba di rumah, menanyakan kejadian atau pengalaman yang dialaminya selama kita tinggal, menjadi pendengar yang baik, berikan sentuhan fisik kepada anak seperti mengelus kepalanya, dan sisihkan juga waktu untuk membimbingnya belajar.

3. Jalin komunikasi yang baik dengan yang mengurus anak kita

Saat bekerja, kita biasa menitipkan anak kita kepada pengasuh, entah itu baby sitter, nenek ataupun sanak keluarga lainnya. Komunikasi yang baik sangat berpengaruh terhadap pelayanan kasih sayang sang pengasuh terhadap anak Anda, visi dan misi Anda dalam mendidik anak pun setidaknya akan dapat diterjemahkan oleh pengasuh itu sendiri.

4. Jangan ganti kasih sayang dengan uang

Sebagai orang tua, janganlah menggunakan uang sebagai pengganti waktu ataupun kasih sayang kita. Bekali anak dengan pemikiran sesuatu yang diperoleh melalui bekerja akan terasa lebih bernilai.

5. Pengawasan anak itu perlu!

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang bermasalah mayoritas berasal dari keluarga yang kurang mengawasi anaknya. Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dimana anaknya, sedang bersama siapa dan berbuat apa.

Semoga tips dari Gajimu bisa berguna bagi para orang tua bekerja khususnya Ibu bekerja.

 

Source: gajimu.com

Comments

Popular posts from this blog

Sampling

This slides provide you:  1. the definition of sampling  2. sampling frame 3. determining the size of your sample  4. sampling procedure (Probability and non-probability)  Please follow/download the link for the Power Point Slides

The Legend of Jambi Kingdom (Narrative Text)

   Image: https://www.gambarrumah.pro/2012/10/400-gambar-kartun-rumah-adat-jambi.html Once upon a time, there were five villages, Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, and Batin Duo Belas. The villagers of those five villages lived peacefully. They helped each other. Soon, the number of villagers grew highly. The villagers thought that they needed a leader to guide them. They wanted to have a king. So, the leaders from the five villages had a meeting. They wanted to set the criteria who could be their king. "Our king should be physically strong," said the leader from Tujuh Koto. "I agree. The king should be able to protect us from the enemies, "said one leader. "Not only that. He should also be well respected by us. So, the king should be strong and have good manners," said the leader from Petajin. "Then, let’s set the criteria. I have a suggestion. The king should be strong from fire. He cannot feel the pain if we burn him," said leade

The Legend of Jambi (Narrative Text)

                                                    Gambar: http://www.ceritadongenganak.com   Once upon a time, there lived in Sumatra Island a very beautiful girl, Putri Pinang Masak. The girl was also a very kind-hearted person. This made everyone liked her so much. Many youth and princes from other countries desire her to be his wife. Nevertheless, she refused their proposals because she had not wanted to get married yet. One day, there was a very wealthy king, the king of the east kingdom, coming to her village. He proposed to marry her. Putri Pinang Masak was afraid to refuse the king’s proposal although she actually did not love the king, the ugly-faced man, at all. She knew that the king would be very angry and there would be a battle if she refuse his desire. Putri Pinang Masak was so confused before she got an idea to refuse the king’s proposal. Then she said to the king that she accepted his proposal on one condition. The king should be able to build a very large and beautif