(Berikut adalah tips menarik untuk mengikuti TEST TOEFL IBT, saya copy dan telah ijin kepada sang penulis, tulisan ini dapat dilihat di: http://aidillapradini.wordpress.com) SEMOGA BERMANFAAT YA.........
Agustus tahun lalu saya sudah ikut tes TOEFL iBT. Waktu itu semuanya serba mepet, waktunya mepet, duitnya mepet, sehingga saya nggak bisa les untuk persiapan tes. Saya cuma punya seminggu untuk persiapan.
Inilah beberapa tips persiapan TOEFL iBT dari saya, buat orang-orang yang cuma punya waktu seminggu, seperti saya dulu.
1. Gunakan buku latihan soal TOEFL iBT
Daripada belajar grammar dan menghapalkan vocabulary, lebih baik latihan soal. Tesnya minggu depan loh! Menurut saya, TOEFL iBT itu sangat mirip dengan SPMB/SNMPTN. Latihan soal adalah kunci sukses.
Buku latihan soal sangat penting supaya kita familiar dengan tipe-tipe soal yang akan keluar, terutama untuk bagian reading. Kita harus familiar dengan panjang artikel dalam soal dan tingkat kesulitannya. Saran saya, bacalah semua artikel pada buku untuk latihan reading, dan kerjakan soal-soalnya.
Oya, pilihlah buku yang menyediakan CD audio juga. Ini sangat penting untuk latihan listening. Menurut saya, listening adalah section yang paling butuh dilatih untuk TOEFL iBT. Topik listening selalu ilmiah dan sulit dicerna. Sang native speaker bicara dengan cepat. Kalau kita tidak pernah latihan, bahaya.
Jadi, gunakanlah buku latihan soal TOEFL iBT. Wajib. Harus. Kalau harga bukunya mahal, pinjamlah dari teman. Saya juga waktu itu pakai buku pinjaman kok. Hehe.
2. Simulasi, Simulasi, Simulasi
Buku saja tidak cukup. Kita butuh jam tangan. Atau timer. Time yourself. Simulasi dengan waktu sangat penting untuk membiasakan diri.
Yang saya rasakan, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan setiap section tes sangat minim. Jadi, cobalah latihan dengan memperhatikan waktu. Misalnya, untuk reading, tersedia waktu 20 menit per artikel, untuk membaca sekaligus menjawab soal. Kita harus latihan memahami bacaan dalam 10 menit. Setiap bertemu bacaan baru, coba baca dalam 10 menit sambil mencatat poin-poin penting, dan lihat seberapa banyak yang bisa kita pahami. Jangan sambil buka-buka kamus! Lihat kamus belakangan saja…
Untuk listening, gunakan CD audio untuk latihan simulasi. Jangan tergoda pencet rewind kalau ada kalimat yang tidak dimengerti. Anggap saja seperti waktu tes, dengarkan dari awal sampai akhir sambil mencatat poin-poin penting.
Jangan lupa simulasi speaking dan writing juga. Again, time yourself. Khusus untuk bagian speaking, latihanlah sebanyak mungkin. Gunakan Google untuk mencari contoh soal.
3. Organisasi Ide
Menurut saya inilah kunci meraih skor tinggi dalam speaking dan writing.
Sebagai contoh, untuk independent speaking, tipe soal yang paling sering muncul adalah ini:
? And why?
Saran saya, gunakan template jawaban seperti ini.
In my opinion … is better than …
There are two reasons why I think of it that way.
First of all, …
The other reason is…
Tentu saja template tersebut bisa digeneralisasi untuk soal apapun pada bagian speaking. Intinya, jawaban kita harus memiliki struktur:
Ide utama
Argumen #1
Satu/dua kalimat pendukung argumen #1
Argumen #2
Satu/dua kalimat pendukung argumen #2
Kalau bisa, gunakanlah dua argumen saja, jangan lebih dari itu. Berdasarkan pengalaman saya, cara itulah yang bisa menghasilkan jawaban dengan waktu yang pas.
Untuk writing, jawaban kita juga harus memiliki struktur yang jelas. Satu paragraf untuk satu ide, dengan satu kalimat utama, dan 3 atau 4 kalimat pendukung. Organisasi idenya harus rapi!
Supaya struktur organisasi ide dalam jawaban kita lebih terlihat, jangan takut sering menggunakan kata “first of all“, “second of all“, dan seterusnya.
4. Keep It Simple
Ini adalah tips untuk bagian speaking dan writing juga. Daripada menggunakan kata-kata sulit dan struktur kalimat rumit, lebih baik gunakan kata-kata sederhana dan kalimat-kalimat singkat. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan dan meraih skor lebih tinggi.
5. Kenali Poin-Poin Penting
Pada bagian reading dan listening, kita disuguhi penjelasan yang panjang tentang suatu topik. Latihan yang cukup akan membantu kita mengenali kalimat mana saja yang penting dalam penjelasan itu. Catat kata kunci pada kalimat-kalimat penting itu (akan disediakan kertas untuk coret-coret di tempat tes).
…..
Yah begitulah tips dari saya. Menurut saya poin-poin di atas cukup untuk persiapan iBT dalam waktu singkat. Sebenarnya, untuk ikut TOEFL iBT kita tidak perlu les lama-lama. Saya banyak mendengar cerita orang yang melewatkan kesempatan beasiswa atau mencari kerja dengan alasan ingin belajar iBT dulu. Padahal, untuk belajar iBT yang kita butuhkan hanya rasa familiar dengan tesnya. Untuk pengetahuan Bahasa Inggris-nya sendiri, saya yakin semua orang sudah belajar bertahun-tahun. Percaya diri saja dengan pengetahuan Bahasa Inggris yang kita punya, kemudian kita tinggal latihan untuk tesnya. Seminggu cukup.
Happy iBT-ing!
Agustus tahun lalu saya sudah ikut tes TOEFL iBT. Waktu itu semuanya serba mepet, waktunya mepet, duitnya mepet, sehingga saya nggak bisa les untuk persiapan tes. Saya cuma punya seminggu untuk persiapan.
Inilah beberapa tips persiapan TOEFL iBT dari saya, buat orang-orang yang cuma punya waktu seminggu, seperti saya dulu.
1. Gunakan buku latihan soal TOEFL iBT
Daripada belajar grammar dan menghapalkan vocabulary, lebih baik latihan soal. Tesnya minggu depan loh! Menurut saya, TOEFL iBT itu sangat mirip dengan SPMB/SNMPTN. Latihan soal adalah kunci sukses.
Buku latihan soal sangat penting supaya kita familiar dengan tipe-tipe soal yang akan keluar, terutama untuk bagian reading. Kita harus familiar dengan panjang artikel dalam soal dan tingkat kesulitannya. Saran saya, bacalah semua artikel pada buku untuk latihan reading, dan kerjakan soal-soalnya.
Oya, pilihlah buku yang menyediakan CD audio juga. Ini sangat penting untuk latihan listening. Menurut saya, listening adalah section yang paling butuh dilatih untuk TOEFL iBT. Topik listening selalu ilmiah dan sulit dicerna. Sang native speaker bicara dengan cepat. Kalau kita tidak pernah latihan, bahaya.
Jadi, gunakanlah buku latihan soal TOEFL iBT. Wajib. Harus. Kalau harga bukunya mahal, pinjamlah dari teman. Saya juga waktu itu pakai buku pinjaman kok. Hehe.
2. Simulasi, Simulasi, Simulasi
Buku saja tidak cukup. Kita butuh jam tangan. Atau timer. Time yourself. Simulasi dengan waktu sangat penting untuk membiasakan diri.
Yang saya rasakan, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan setiap section tes sangat minim. Jadi, cobalah latihan dengan memperhatikan waktu. Misalnya, untuk reading, tersedia waktu 20 menit per artikel, untuk membaca sekaligus menjawab soal. Kita harus latihan memahami bacaan dalam 10 menit. Setiap bertemu bacaan baru, coba baca dalam 10 menit sambil mencatat poin-poin penting, dan lihat seberapa banyak yang bisa kita pahami. Jangan sambil buka-buka kamus! Lihat kamus belakangan saja…
Untuk listening, gunakan CD audio untuk latihan simulasi. Jangan tergoda pencet rewind kalau ada kalimat yang tidak dimengerti. Anggap saja seperti waktu tes, dengarkan dari awal sampai akhir sambil mencatat poin-poin penting.
Jangan lupa simulasi speaking dan writing juga. Again, time yourself. Khusus untuk bagian speaking, latihanlah sebanyak mungkin. Gunakan Google untuk mencari contoh soal.
3. Organisasi Ide
Menurut saya inilah kunci meraih skor tinggi dalam speaking dan writing.
Sebagai contoh, untuk independent speaking, tipe soal yang paling sering muncul adalah ini:
Saran saya, gunakan template jawaban seperti ini.
In my opinion … is better than …
There are two reasons why I think of it that way.
First of all, …
The other reason is…
Tentu saja template tersebut bisa digeneralisasi untuk soal apapun pada bagian speaking. Intinya, jawaban kita harus memiliki struktur:
Ide utama
Argumen #1
Satu/dua kalimat pendukung argumen #1
Argumen #2
Satu/dua kalimat pendukung argumen #2
Kalau bisa, gunakanlah dua argumen saja, jangan lebih dari itu. Berdasarkan pengalaman saya, cara itulah yang bisa menghasilkan jawaban dengan waktu yang pas.
Untuk writing, jawaban kita juga harus memiliki struktur yang jelas. Satu paragraf untuk satu ide, dengan satu kalimat utama, dan 3 atau 4 kalimat pendukung. Organisasi idenya harus rapi!
Supaya struktur organisasi ide dalam jawaban kita lebih terlihat, jangan takut sering menggunakan kata “first of all“, “second of all“, dan seterusnya.
4. Keep It Simple
Ini adalah tips untuk bagian speaking dan writing juga. Daripada menggunakan kata-kata sulit dan struktur kalimat rumit, lebih baik gunakan kata-kata sederhana dan kalimat-kalimat singkat. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan dan meraih skor lebih tinggi.
5. Kenali Poin-Poin Penting
Pada bagian reading dan listening, kita disuguhi penjelasan yang panjang tentang suatu topik. Latihan yang cukup akan membantu kita mengenali kalimat mana saja yang penting dalam penjelasan itu. Catat kata kunci pada kalimat-kalimat penting itu (akan disediakan kertas untuk coret-coret di tempat tes).
…..
Yah begitulah tips dari saya. Menurut saya poin-poin di atas cukup untuk persiapan iBT dalam waktu singkat. Sebenarnya, untuk ikut TOEFL iBT kita tidak perlu les lama-lama. Saya banyak mendengar cerita orang yang melewatkan kesempatan beasiswa atau mencari kerja dengan alasan ingin belajar iBT dulu. Padahal, untuk belajar iBT yang kita butuhkan hanya rasa familiar dengan tesnya. Untuk pengetahuan Bahasa Inggris-nya sendiri, saya yakin semua orang sudah belajar bertahun-tahun. Percaya diri saja dengan pengetahuan Bahasa Inggris yang kita punya, kemudian kita tinggal latihan untuk tesnya. Seminggu cukup.
Happy iBT-ing!
Comments