Ikon pembangunan dan kemajuan suatu bangsa adalah pemuda. Hampir seluruh sendi urat nadi perkembangan suatu negara terletak pada potensi pemudanya. Semakin tinggi kualitas pemuda, maka akan semakin mempercepat internsitas pembangunan. Begitu pentingnya pemuda presiden pertama Republik Indonesia pernah mengatakan dalam pidatonya bahawa berikan kepadanya sepuluh pemuda, maka ia akan merubah Negara ini.
Kita pasti ingat peristiwa Rengas Dengklok. Peristiwa pengamanan Presiden Soekarna ke Rengas Dengklok oleh PEMUDA dengan tujuan mendesak kepada Soekarnao dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan RI. Hasil dari perjuangan dan desakan para pemuda saat itu mebuahkan hasil pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia melalui Soekarno dan Hatta mengumandangkan teks proklamasi yang hasilnya bisa kita rasakan sampai saat ini.
Jumlah penduduk Indonesia menurut data BPS pusat, bahwa saat ini lebih dari 210 juta orang. Dari jumlah tersebut, kelompok yang dikategorikan generasi muda atau yang berusia di antara 15-35 tahun, diperkirakan berjumlah sekitar 78 juta jiwa atau 37 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Sebagian besar dari kelompok usia ini adalah tenaga kerja produktif yang akan mengisi berbagai bidang kehidupan. Pemuda akan menempati posisi penting dan strategis, sebagai pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah di masa depan.
Karena itu, saya berpendapat bahwa pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing, guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global. Pembangunan bidang kepemudaan merupakan mata rantai tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang untuk keberhasilan di berbagai sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu pembangunan kepemudaan dianggap sebagai salah satu program yang tidak dapat diabaikan dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. Usaha untuk memberdayakan pemuda adalah tugas dari pemerintah pusat, masyarakat dan pemerintah daerah di propinsi masing-masing.
Di Jambi, jumlah pendudukanya pada tahun 2005 berjumlah 2.657.536 sementara jumlah pemudanya adalah 532.752 atau sekitar 26 % (BPS Jambi). Jumlah ini bukanlah jumlah yang sedikit untuk membangun Jambi ke depan. Diperlukan usaha yang sangat keras untuk membentuk pemuda yang berkualitas, bertanggung jawab, dan dapat berkompetisi dalam mengisi pembangunan.
Jambi adalah propinsi yang berada di tengah-tengah pulau Sumatera, tentunya posisi ini sangat strategis dalam menunjang pembangunan. Dengan tekad dan kemauan yang kuat dari seluruh elemen yang ada terutama pemudanya, maka tidak mustahil apabila beberapa tahun ke depan Jambi merupakan propinsi yang kuat dan sejahtera. Hal ini bukanlah impian belaka karena Jambi pada zaman dahulu kala pernah menorehkan kejayaannya terbukti dengan ditemukannya situs purbakala terluas di Asia Tenggara yaitu situs purbakala Candi Muara Jambi.
Permasaslahan Pemuda di Jambi
Upaya mempersiapakan, membangun dan memberdayakan pemuda agar dapat berperan sebagai peleku-pelaku aktif dalam pembangunan di Propinsi Jambi, dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan social yang melibatkan atau dilakukan pemuda di Jambi adalah seperti tawuran dan kriminalitas lainnya, penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya, minuman keras, penagguran, free sex, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular, penyaluran aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadapar kalangan pemuda. Apabila permasalahan ini tidak memeperoleh perhatian dan penanganan yang bijaksana oleh pemerintah daerah, maka ini akan mengakibatkan dampak yang luas dan mengganggu kesinambungan dan kesetabilan pembanguann di Jambi.
Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalah era globalisasi yang terjadi di berbagai aspek kehidupan sangat mempengaruhi daya saing pemuda. Sehingga pemuda baik langsung maupun tidak langsung dituntut untuk mempunyai keterampilan bersifat keterampilan praktis maupun keterampilan yang menggunaklan teknologi tinggi untuk mampu bersaing dalam menciptakan lapangan kerja/mengembangkan jenis pekerjaan yang sedang dijalaninya.
Upaya dalam mengatasi Permasalahan
Dalam bidang ekonomi, seperti yang dikemukakan di atas adalah banyaknya pengangguran di propisi Jambi. Dari data yang didapat dari BPS Jambi bahwa pada tahun 2005 terdapat 28.110 pencari kerja di Dinas Tenaga Kerja dan yang ditempatkan hanya 3.791 sementara sisanya belum ditempatkan. Sementara itu pada tahun 2005 lulusan Universtias Jambi berjumlah 1.129 dan yang mampu mengisi pos swasta dan pemerintahan hanya berjumlah 11 %, sementara 89 % lainnya dalah pengangguran. Data ini belum lagi ditambah dengan pemuda yang berada di desa yang tidak berstatus pengangguran.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan pokok di antaranya: (1) memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi pemuda agar lebih efisien, produktif, dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya bagi pemuda; (2) meningkatkan kualitas, kompetensi, kemandirian, dan profesialisme pengusaha kecil, menengah, koperasi pemuda agar lebih kreatif, inovatif, produktif, dan berdaya saing global; (3) meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja pemuda yang diarahkan bagi peningkatan kompetensi, kemandirian, dan profesionalisme; (4) mengembangkan kewirausahaan pemuda yang berorientasi global dengan memperhatikan kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah; (5) meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemuda tentang manfaat penggunaan iptek dan informasi dalam meningkatkan keunggulan daya saing pemuda; (6) meningkatkan partisipasi dan kepedulian pemuda dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam untuk kesejahteraan.
Dalam bidang keamanan dan kriminalitas, frekuensi kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda di Jambi masih cukup tinggi. Termasuk di dalammya angka free sex dan penyebaran HIV AIDS di mana di Jambi dari data BKKBN kasus AIDS di Jambi berjumlah 182 orang sementara 29 diantaranya meninggal dunia. Kasus-kasus seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi apabila sejak usia dini mereka mendapat pengetahuan tentang agama, moral dan tingkah laku, terlepas dengan terdididk atau tidaknya para pemuda di masa dini; pemerintah dan elemen masyarakat hendaknya dapat bekerjasama dalam melakukan usaha separti: dilakukan adalah (1) memperluas kesempatan dalam berorganisasi dan berkreasi bagi Pemuda secara bebas dan bertanggung jawab; (2) meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan pemuda Jambi sebagai media persahabatan antar daerah/antar negara; 3) meningkatkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial di kalangan pemuda; (4) mencegah berbagai pengaruh negatif budaya asing di kalangan pemuda dalam rangka memperkuat ketahanan budaya daerah dan nasional; (5) meningkatkan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya dan Jambi pada khususnys yang bertumpu pada penghargaan kepada kemajemukan; (6) meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda; (7) meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan kriminalitas termasuk tawuran di kalangan pelajar dan pemuda; (8) memberikan pemahaman, penanaman nilai-nilai, dan penghormatan terhadap supremasi hukum dan hak asasi manusia (HAM) bagi pemuda; (9) meningkatkan jaringan kerjasama di kalangan pemuda, baik tingkat nasional maupun internasional.
Dari apaparan awal, tujuan akhir tentang kondisi pemuda di Jambi adalah : (1) meningkatnya partisipasi pemuda Jambi dalam lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan; (2) terbentuknya peraturan perundang-undangan di Jambi yang menjamin kebebasan pemuda untuk mengorganisasikan dirinya secara bertanggungjawab; (3) meningkatnya jumlah wirausahawan muda; (4) meningkatnya jumlah karya: kreasi, karsa, dan apresiasi pemuda di berbagai bidang pembangunan; (5) menurunnya jumlah kasus dan penyalahgunaan Narkoba oleh pemuda serta meningkatnya peran dan partisipasi pemuda dalam pencegahan dan penanggulangan Narkoba; (6) menurunnya angka kriminalitas yang dilakukan pemuda.
Jambi, akan bisa maju, kokoh dan mandiri apabila pemudanya dapat bersatu dan bersinergi dalam upaya mewujudkan pembangunan di Jambi. Tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari generasi yang telah memahami kondisi pembangunan ini. Propinsi Jambi mempunyai peluang yang besar untuk menjadi propinsi paling makmur di Indonesia karena terletak pada posisi yang strategis serta mempunyai SDA yang luar biasa, tinggal sekarang mampukah pemuda dalam memanfaatkan peluang yang ada?.
*) Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di SMA N 1 BATANG HARI dan Dosen ABA Nurdin Hamzah Jambi
Kita pasti ingat peristiwa Rengas Dengklok. Peristiwa pengamanan Presiden Soekarna ke Rengas Dengklok oleh PEMUDA dengan tujuan mendesak kepada Soekarnao dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan RI. Hasil dari perjuangan dan desakan para pemuda saat itu mebuahkan hasil pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia melalui Soekarno dan Hatta mengumandangkan teks proklamasi yang hasilnya bisa kita rasakan sampai saat ini.
Jumlah penduduk Indonesia menurut data BPS pusat, bahwa saat ini lebih dari 210 juta orang. Dari jumlah tersebut, kelompok yang dikategorikan generasi muda atau yang berusia di antara 15-35 tahun, diperkirakan berjumlah sekitar 78 juta jiwa atau 37 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Sebagian besar dari kelompok usia ini adalah tenaga kerja produktif yang akan mengisi berbagai bidang kehidupan. Pemuda akan menempati posisi penting dan strategis, sebagai pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah di masa depan.
Karena itu, saya berpendapat bahwa pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing, guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global. Pembangunan bidang kepemudaan merupakan mata rantai tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang untuk keberhasilan di berbagai sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu pembangunan kepemudaan dianggap sebagai salah satu program yang tidak dapat diabaikan dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. Usaha untuk memberdayakan pemuda adalah tugas dari pemerintah pusat, masyarakat dan pemerintah daerah di propinsi masing-masing.
Di Jambi, jumlah pendudukanya pada tahun 2005 berjumlah 2.657.536 sementara jumlah pemudanya adalah 532.752 atau sekitar 26 % (BPS Jambi). Jumlah ini bukanlah jumlah yang sedikit untuk membangun Jambi ke depan. Diperlukan usaha yang sangat keras untuk membentuk pemuda yang berkualitas, bertanggung jawab, dan dapat berkompetisi dalam mengisi pembangunan.
Jambi adalah propinsi yang berada di tengah-tengah pulau Sumatera, tentunya posisi ini sangat strategis dalam menunjang pembangunan. Dengan tekad dan kemauan yang kuat dari seluruh elemen yang ada terutama pemudanya, maka tidak mustahil apabila beberapa tahun ke depan Jambi merupakan propinsi yang kuat dan sejahtera. Hal ini bukanlah impian belaka karena Jambi pada zaman dahulu kala pernah menorehkan kejayaannya terbukti dengan ditemukannya situs purbakala terluas di Asia Tenggara yaitu situs purbakala Candi Muara Jambi.
Permasaslahan Pemuda di Jambi
Upaya mempersiapakan, membangun dan memberdayakan pemuda agar dapat berperan sebagai peleku-pelaku aktif dalam pembangunan di Propinsi Jambi, dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan social yang melibatkan atau dilakukan pemuda di Jambi adalah seperti tawuran dan kriminalitas lainnya, penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya, minuman keras, penagguran, free sex, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular, penyaluran aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadapar kalangan pemuda. Apabila permasalahan ini tidak memeperoleh perhatian dan penanganan yang bijaksana oleh pemerintah daerah, maka ini akan mengakibatkan dampak yang luas dan mengganggu kesinambungan dan kesetabilan pembanguann di Jambi.
Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalah era globalisasi yang terjadi di berbagai aspek kehidupan sangat mempengaruhi daya saing pemuda. Sehingga pemuda baik langsung maupun tidak langsung dituntut untuk mempunyai keterampilan bersifat keterampilan praktis maupun keterampilan yang menggunaklan teknologi tinggi untuk mampu bersaing dalam menciptakan lapangan kerja/mengembangkan jenis pekerjaan yang sedang dijalaninya.
Upaya dalam mengatasi Permasalahan
Dalam bidang ekonomi, seperti yang dikemukakan di atas adalah banyaknya pengangguran di propisi Jambi. Dari data yang didapat dari BPS Jambi bahwa pada tahun 2005 terdapat 28.110 pencari kerja di Dinas Tenaga Kerja dan yang ditempatkan hanya 3.791 sementara sisanya belum ditempatkan. Sementara itu pada tahun 2005 lulusan Universtias Jambi berjumlah 1.129 dan yang mampu mengisi pos swasta dan pemerintahan hanya berjumlah 11 %, sementara 89 % lainnya dalah pengangguran. Data ini belum lagi ditambah dengan pemuda yang berada di desa yang tidak berstatus pengangguran.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan pokok di antaranya: (1) memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi pemuda agar lebih efisien, produktif, dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya bagi pemuda; (2) meningkatkan kualitas, kompetensi, kemandirian, dan profesialisme pengusaha kecil, menengah, koperasi pemuda agar lebih kreatif, inovatif, produktif, dan berdaya saing global; (3) meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja pemuda yang diarahkan bagi peningkatan kompetensi, kemandirian, dan profesionalisme; (4) mengembangkan kewirausahaan pemuda yang berorientasi global dengan memperhatikan kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah; (5) meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemuda tentang manfaat penggunaan iptek dan informasi dalam meningkatkan keunggulan daya saing pemuda; (6) meningkatkan partisipasi dan kepedulian pemuda dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam untuk kesejahteraan.
Dalam bidang keamanan dan kriminalitas, frekuensi kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda di Jambi masih cukup tinggi. Termasuk di dalammya angka free sex dan penyebaran HIV AIDS di mana di Jambi dari data BKKBN kasus AIDS di Jambi berjumlah 182 orang sementara 29 diantaranya meninggal dunia. Kasus-kasus seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi apabila sejak usia dini mereka mendapat pengetahuan tentang agama, moral dan tingkah laku, terlepas dengan terdididk atau tidaknya para pemuda di masa dini; pemerintah dan elemen masyarakat hendaknya dapat bekerjasama dalam melakukan usaha separti: dilakukan adalah (1) memperluas kesempatan dalam berorganisasi dan berkreasi bagi Pemuda secara bebas dan bertanggung jawab; (2) meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan pemuda Jambi sebagai media persahabatan antar daerah/antar negara; 3) meningkatkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial di kalangan pemuda; (4) mencegah berbagai pengaruh negatif budaya asing di kalangan pemuda dalam rangka memperkuat ketahanan budaya daerah dan nasional; (5) meningkatkan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya dan Jambi pada khususnys yang bertumpu pada penghargaan kepada kemajemukan; (6) meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda; (7) meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan kriminalitas termasuk tawuran di kalangan pelajar dan pemuda; (8) memberikan pemahaman, penanaman nilai-nilai, dan penghormatan terhadap supremasi hukum dan hak asasi manusia (HAM) bagi pemuda; (9) meningkatkan jaringan kerjasama di kalangan pemuda, baik tingkat nasional maupun internasional.
Dari apaparan awal, tujuan akhir tentang kondisi pemuda di Jambi adalah : (1) meningkatnya partisipasi pemuda Jambi dalam lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan; (2) terbentuknya peraturan perundang-undangan di Jambi yang menjamin kebebasan pemuda untuk mengorganisasikan dirinya secara bertanggungjawab; (3) meningkatnya jumlah wirausahawan muda; (4) meningkatnya jumlah karya: kreasi, karsa, dan apresiasi pemuda di berbagai bidang pembangunan; (5) menurunnya jumlah kasus dan penyalahgunaan Narkoba oleh pemuda serta meningkatnya peran dan partisipasi pemuda dalam pencegahan dan penanggulangan Narkoba; (6) menurunnya angka kriminalitas yang dilakukan pemuda.
Jambi, akan bisa maju, kokoh dan mandiri apabila pemudanya dapat bersatu dan bersinergi dalam upaya mewujudkan pembangunan di Jambi. Tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari generasi yang telah memahami kondisi pembangunan ini. Propinsi Jambi mempunyai peluang yang besar untuk menjadi propinsi paling makmur di Indonesia karena terletak pada posisi yang strategis serta mempunyai SDA yang luar biasa, tinggal sekarang mampukah pemuda dalam memanfaatkan peluang yang ada?.
*) Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di SMA N 1 BATANG HARI dan Dosen ABA Nurdin Hamzah Jambi
Comments