Diskusi ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dr. Ridwan dan Dr. Tabroni, yang secara mendalam membahas urgensi pelestarian aksara Melayu di tengah arus disrupsi digital dan globalisasi. Dalam pemaparannya, para pemateri menekankan bahwa aksara Melayu Jambi pernah menjadi sistem tulisan resmi di masa lampau dan kini perlu diperkenalkan kembali kepada generasi muda sebagai bagian dari identitas budaya.
Kegiatan berlangsung dalam suasana santai namun tetap serius. Mahasiswa terlibat aktif dalam diskusi, menyampaikan pertanyaan, dan berbagi pandangan terkait tantangan pelestarian aksara lokal di era modern. Diskusi ini juga menjadi langkah awal dalam penyusunan modul pembelajaran aksara Melayu yang nantinya akan digunakan sebagai bahan ajar di lingkungan kampus.
Dr. Tabroni menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti pada tataran wacana. “Saya berharap mahasiswa dapat melestarikan baca tulis aksara Melayu agar tidak hilang oleh kemajuan zaman,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Pusat Peradaban Melayu UIN STS Jambi menegaskan peran strategisnya dalam menjaga warisan budaya sekaligus menjawab tantangan pendidikan berbasis kearifan lokal.
Comments