Skip to main content

Ada Uang Pulsa, Guru dan Dosen PNS Apakah Dapat?

Ilustrasi Work From Home (Foto: Kompas)

Pemerintah bakal menggelontorkan tunjangan komunikasi atau uang pulsa bagi para pegawai negeri sipil (PNS) yang beraktivitas secara daring (online). 

Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 394/KMK.02/2020 yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Senin (31/8/2020).

 Aturan ini berlaku hingga 31 Desember 2020. Uang pulsa untuk PNS eselon I, II, dan setingkatnya sebesar Rp 400.000 per bulan. 

Sementara, untuk PNS eselon III dan setingkat serta di bawahnya Rp 200.000 per bulan. Namun sebelum itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) juga menyerukan bakal memberikan bantuan berupa kuota internet bagi pelajar, guru, mahasiswa, hingga dosen. 

Bantuan kuota internet untuk pelajar sebesar 35 GB per bulan, guru sebesar 42 GB per bulan, sementara dosen dan mahasiswa sebesar 50 GB per bulan. 

Bantuan ini akan diberikan mulai September hingga Desember 2020.

Lalu, apakah guru dan dosen berstatus PNS mendapatkan kedua bantuan tersebut? 

Kepala Bidang Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu, Rahayu Puspasari, menyebut tidak semua PNS akan menerima uang pulsa. 

"Biaya komunikasi ditujukan untuk mereka yang melakukan komunikasi via daring untuk keperluan kedinasan, misalnya rapat, sosialisasi. Jadi mereka lah yang berhak mendapatkan. Tidak berarti semua ASN dapat," sebut Puspa saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/9/2020). 

Puspa memastikan tidak ada PNS yang akan memperoleh bantuan ganda. 

"Dana pelaksanaan penunjang pendidikan Rp 7 triliun berbeda dengan biaya komunikasi yang merupakan belanja barang (dukungan untuk manajemen)," sebut Puspa. 

"Jika sudah dihandle dari alokasi yang satu tentunya tidak double, kan waktunya sama. Nanti KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) yang akan sortir," lanjutnya. Penyaluran uang pulsa, kata dia, akan dilakukan melalui kementerian atau lembaga masing-masing, Kemenkeu hanya mengatur standar biaya pada umumnya.

Puspa menjelaskan, masing-masing satuan kerja pemilik kegiatan akan mengsulkan kepada KPA untuk dilakukan pembayaran uang pulsa PNS. 

"Jika sudah ditetapkan oleh KPA, baru kemudian transfer dilakukan oleh bendahara berdasarkan daftar yang menerima," jelasnya.

Sumber: Kompas

Comments

Popular posts from this blog

Sampling

This slides provide you:  1. the definition of sampling  2. sampling frame 3. determining the size of your sample  4. sampling procedure (Probability and non-probability)  Please follow/download the link for the Power Point Slides

The Legend of Jambi Kingdom (Narrative Text)

   Image: https://www.gambarrumah.pro/2012/10/400-gambar-kartun-rumah-adat-jambi.html Once upon a time, there were five villages, Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, and Batin Duo Belas. The villagers of those five villages lived peacefully. They helped each other. Soon, the number of villagers grew highly. The villagers thought that they needed a leader to guide them. They wanted to have a king. So, the leaders from the five villages had a meeting. They wanted to set the criteria who could be their king. "Our king should be physically strong," said the leader from Tujuh Koto. "I agree. The king should be able to protect us from the enemies, "said one leader. "Not only that. He should also be well respected by us. So, the king should be strong and have good manners," said the leader from Petajin. "Then, let’s set the criteria. I have a suggestion. The king should be strong from fire. He cannot feel the pain if we burn him," said leade...

The Legend of Jambi (Narrative Text)

                                                    Gambar: http://www.ceritadongenganak.com   Once upon a time, there lived in Sumatra Island a very beautiful girl, Putri Pinang Masak. The girl was also a very kind-hearted person. This made everyone liked her so much. Many youth and princes from other countries desire her to be his wife. Nevertheless, she refused their proposals because she had not wanted to get married yet. One day, there was a very wealthy king, the king of the east kingdom, coming to her village. He proposed to marry her. Putri Pinang Masak was afraid to refuse the king’s proposal although she actually did not love the king, the ugly-faced man, at all. She knew that the king would be very angry and there would ...