Kuliah ke luar negeri, dapat beasiswa? Apa
mungkin? Aku kan baru saja lulus kuliah? Bukannya dapat beasiswa itu harus
punya pengalaman kerja dulu?
Atau
pertanyaan ini:
Dapat beasiswa ke luar negeri? itu kan untuk
mereka dari pulau Jawa saja. Untuk kita-kita di pelosok ini mana bisa bersaing
dengan mereka?
Atau
pertanyaan ini:
Aku kan cuman seorang guru, beaiswa ke luar
negeri itu kan cuman bagi dosen saja. Apa bisa?
Halo
para pembaca semua… apa kabar nih? Ketika membaca tulisan ini pasti Anda sedang
berburu informasi kuliah ke luar negeri, hayoooo ngaku? Kalau iya, Anda sedang
berada pada fase yang saya alami beberapa tahun yang lalu sebelum saya mendapat
beasiswa Master dari PRESTASI-USAID. Dan oleh karenanya, saya bisa memastikan
pertanyaan-pertanyaan di atas pernah terbesit di processor otak kita. Terkadang, pertanyaan-pertanyaan yang kecil
dan sepele itu disadari atau tidak adalah virus yang sangat berbahaya yang
mampu mematikan saraf semangat yang bekerja di dalam dunia bawah sadar kita,
dan pada akhirnya menjadikan kita urung untuk hunting beasiswa (Jika kita tidak
bisa mengatasinya dengan baik).
Saya
kali ini ingin berbagi pengalaman saya mendapatkan beasiwa ke Amerika
Serikat. Sebelumnya saya berkenalan dulu
ya; boleh kan? Nama saya Dion, lengkapnya Dion Efrijum Ginanto. Saya adalah
seorang guru SMA, di salah satu sekolah menengah di Jambi. Agak aneh sih
memang, seorang guru dari Jambi bisa mendapatkan beasiswa yang sangat bergengsi
(menurut saya, he..he..he..). Karena dari pengamatan saya selama ini, mereka
yang mendapat beasiswa adalah para dosen, atau pegawai di kementrian atau BUMN
pusat, atau mereka para aktifis NGO. Jarang sekali saya mendengar ada guru
mendapat beasiswa S2 ke luar negeri. Juga masih dari hasil observasi saya
selama ini, mereka yang mendapat beasiswa itu rata-rata jebolan kampus favorit
di pulau Jawa, hal ini dikarenakan mereka telah terbiasa dengan dunia TOEFL dan
budaya akademik yang berskala internasional. Not to mention, mereka mempunyai kesempatan mendapatkan informasi
lebih luas ketimbang mereka yang berdomisili di luar Jawa. Maaf ini saya bukan
berniat sukuisme, rasisme atau sampai separatisme, saya hanya ingin berbagi
motivasi sesama teman-teman yang selama ini tidak Pe-De untuk bertarung. Oh iya, hampir lupa, saya mendapatkan
beasiswa PRESTASI-USAID (dulu bernama HICD-USAID), dan dinyatakan lulus pada
tahun 2010 tepat di hari ulang tahun saya 04 April (What a nice birthday gift ya…). Sekarang saya belajar di Michigan State
University, Jurusan K-12 Educational Administration.
Teman-teman
semuanya pasti pernah mendengar tentang beasiswa PRESTASI-USAID. Di mata saya,
beasiswa ini sangat ideal atau bahkan bisa dikatan yang paling ideal bagi para scholarship seekers. PRESTASI tidak
hanya menitik beratkan pada kemapuan TOEFL atai IELTS semata, tetapi lebih pada
mereka yang berpotensi untuk menjadi pemimpin di masa depan. Padahal selama ini
sponsor beasiswa selalu mematok TOEFL yang sangat tinggi, dan itu tidak
memungkinkan bagi para calon pemimpin dari daerah yang mereka sama sekali masih
awam tentang TOEFL atau IELTS. Jika dianalogikan, persyaratan TOEFL atau IELTS
yang tinggi itu, sama dengan kebijakan Kemendiknas yang memukul rata standar
kelulusan Ujian Akhir Nasional, tanpa peduli mereka dari Jawa, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi atau Papua. Tapi PRESTASI berani memberi pendekatan yang
berbeda, tim outreach mereka
mendatangi provinsi-provinsi yang selam ini belum begitu terbiasa mengikuti
test beasiswa. Metode jemput bola ini sekali lagi, belum pernah dipraktekkan
oleh sponsor beasiswa selain PRESTASI.
Jadi teman-teman
semuanya, jangan pernah minder dengan nilai TOEFL Anda yang masih rendah, jangan
lagi takut jika Anda adalah putra daerah, dan jangan juga pesimistis karena
Anda adalah fresh graduate, karena
semua itu ada rahasia dan kuncinya. Semua prasangka itu hanyalah bayang-bayang
yang sebenarnya bisa kita bunuh sendiri. Asal kita benar-benar yakin pada diri
kita, yakin pada pertolongan Allah, dan mau bekerja keras, cerdas dan ikhlas. Sekali lagi pada tulisan ini, saya akan
berbagi tips sukses meraih beasiswa PRESTASI. Saya akan membagi tips sukses ini
menjadi tiga bagian: pra-, in-, dan pasca-.
1. Pra-Beasiswa
Beasiwa PRESTASI dapat dikunjungi di www.prestasi-iief.org. Jadi yang ingin
mendalami tentang visi dam misi dari USAID dapat diresearch di website ini. Ada beberapa langakah yang harus dilakukan
pada tahap pra-beasiswa:
a.
Lakukan research
tentang situs beasiswa tersebut. Termasuk cari facebook groupnya.
Setelah membuka website ini, teman-teman
akan disuguhkan pada beberapa gambar narsis para penerima beasiswa. Memang sih
pada foto-foto itu terlihat seperti artis-artis dadakan, tapi jangan salah di
balik wajah riang mereka, tersimpan potensi dahsyat untuk menjadi pemimpin
Indonesia ke depan. Di website ini, kita juga akan disuguhkan syarat-syarat
(ini yang paling penting) untuk apply
beasiswa, beberapa jurusan yang dibuka, tanggal penerimaan, cerita-cerita menarik
dari para scholars, dll. Pokoknya,
dengan menjadikan website ini sebagai
sasaran utama searching gak bakalan
rugi deh. Setelah itu, gabung atau like saja facebook groupnya, yakinlah tidak
akan rugi untuk ngehit like pada fb group PRESTASI.
b.
Perluas network dengan para PRESTASI Scholars dan non PRESTASI Scholars.
Setelah Anda hit like pada FB group, Anda sedikit banyak pasti akan tahu
beberapa scholars peraih beasiswa ini. Nah jangan takut atau sungkan untuk add friends mereka, kalau misalnya udah
di add tidak di approve-approve, langsung aja kirim ke inbox mereka, bahwa Anda ingin berkonsultasi tentang beasiswa
PRESTASI. Saya yakin mereka baik-baik kok. Nah, berguru dengan para PRESTASI scholars adalah cara yang paling praktis
untuk mendapatkan ilmu pelet secara gratis. Jadi, Anda tak perlu mendatangi
eyang Subur untuk mendapatkan beasiswa ini, cukup berkonsultasi pada
kakak-kakak senior.
Selain mengembangkan jaringan dengan
PRESTASI scholars, Anda tidak boleh cuek dengan orang lain. Atau semacam
pilih-pilih teman, karena tekadang orang yang tidak kita harapkan malah akan
memberi sumbangsi positif atau ternyata mereka memberikan segudang informasi
tentang beasiswa. Intinya bergaulah dengan siapa saja. Nah yang peling penting,
Anda juga harus mulai ngelist Empat
orang yang bisa memberikan rekomendasi kepada Anda untuk dijadikan surat sakti
untuk melunakkan hati penyeleksi beasiswa di Jakarta. Siapa saja mereka? Mereka
bisa Advisor Anda sewaktu kuliah,
Dosen Anda (Ketua Jursan, Pembantu Dekan, Dekan, Pembantu Rektor, atau Rektor),
Pimpinan di tempat kerja Anda (Direktur, Manajer, Kepala Dinas, Kabid, Karo,
Kepala Sekolah, dll), Direktur NGO/Yayasan (Jika anda aktif di NGO). Pastikan
mereka adalah orang-orang yang mengerti Anda, dan mereka adalah orang yang mempunyai
pengaruh dan peran di lingkungan mereka. Surat rekomendasi dari mereka adalah
penting, karena dapat menggambarkan tentang siapa Anda, dan seberapa
potensialnya Anda.
c.
Berlatih TOEFL
Berlatih TOEFL itu tak harus ikut kursus.
Sekarang sudah banyak buku-buku berkualitas yang dijual dipasaran. Juga Anda
bisa berguru pada video-vidoe tutorial
pada youtube, dan alamat website
lainnya. Intinya modal bahasa Inggris yang Anda kantongi selama minimal 6 tahun
itu (SMP-SMA, jika Anda SD sudah belajar bahasa Inggris, berari lebih dari 6
tahun) sudah cukup untuk dijadikan modal awal memperoleh nilai yang mumpuni. Nah
khusus untuk beasiswa PRESTASI, syarat minimal TOEFLnya adalah 450. Jadi saya
yakin dengan berbekal belajar tekun dengan membeli buku atau via internet,
InsyaAlloh bisa mencapai 450. Sekali lagi, harus bekerja keras, cerdas dan ikhlas. Saya dulu waktu apply beasiswa ini, TOEFL saya tergolong rendah, hanya 503.
d.
Berlatih menulis essay beasiswa
Sebenarnya ini adalah bagian terpenting
dalam menembus halangan dan rintangan berat seleksi beasiswa. Menurut bocoran
dari sumber terpercaya, mereka dapat melihat keseriusan seorang pelamar dan
prospek ke depan seorang pelamar itu bisa terbaca dari Essay beasiswa.
Sebenarnya inti dari essay beasiswa itu memperkenalkan SIAPA SEBENARNYA ANDA,
APA YANG SEDANG ANDA LAKUKAN, DAN APA KONTIBUSI NYATA YANG AKAN ANDA BERIKAN
PADA SEKELILING ANDA JIKA MENDAPAT BEASISWA INI. Nah dalam menulis essay, Anda
harus jujur, tidak boleh menjiplak essay orang lain, dan harus terlihat
natural. Berikan sesuatu yang unik, yang orang lain belum memikirkan untuk
melakukannya. Anda bisa mencari contoh essay beasiswa ini dari internet, ada
banyak sekali; tapi sekali lagi, jika Anda mencontek pasti akan ketahuan.
e.
Aktif di organsiasi sosial dan usahakan aktif
bekerja part time saat mahasiswa.
Again, beasiswa PRESTASI bukan untuk
mereka yang punya TOEFL selangit tapi tidak punya kontribusi sosial
kemasyarakatan. Oleh karena itu, jika semenjak mahasiswa Anda aktif di
organisasi kampus dan di luar kampus, semacam LSM atau yayasan yang bergerak di
bidang sosial dan pendidikan; Anda sudah mendapat nilai plus. Kegiatan
kemasyarakatn itu misalnya: Anda mengajar anak-anak jalanan, menjadi volunteer di Panti Asuhan, atau menjadi
tenaga sukarela untuk suku yang masih tinggal di hutan, atau kegiatan
pelestarian lingkungan, isu gender, isu minoritas, dll. Atau jika Anda sudah
punya pengalaman bekerja ketika masih kuliah, seperti mengajar di Sekolah,
bimbel, lembaga penelitian, atau malah sudah pernah membuka usaha sendiri, atau
bekerja di badan usaha lainnnya, tentu Anda sudah punya histori riwayat kerja.
Sehingga, pun meski Anda baru lulus S1, dengan sejarah kegiatan sosial dan
pengalaman kerja yang Anda lakukan saat kuliah, tentu Anda tidak perlu menunggu
2 tahun untuk melamar beasiswa. Para penyeleksi pasti sudah memberikan poin
tambahan untuk Anda.
f.
Merapikan dan membuat CV lebih hidup.
Tulis apa yang pernah Anda lakukan yang
bisa menjadikan daya saing untuk diri Anda di CV. Contoh: Anda pernah menulis
opini di koran: CATAT; Anda pernah menerbitkan buku: CATAT, Anda menjadi Volunteer pada kegiatan sosial: CATAT;
Anda mempunyai pengalaman bekerja: CATAT; Anda pernah menjadi pemateri, meski
di seminar-seminar atau konferensi tingkat mahasiswa: CATAT; Anda pernah
menjadi moderator: CATAT. Jadi intinya, ketika Anda saat kuliah aktif menulis,
aktif di kegiatan sosial, dan aktif menyibukkan diri bekerja untuk memberikan
penaguruh pada lingkungan sekitar Anda, maka itu bisa menjadi kredit poin pada
Curriculum Vitae Anda.
2. In-beasiswa
a.
Teliti dalam mengisi/membuat berkas lamaran.
Ini biasanya yang sering diabaikan oleh
pelamar. Hal-hal kecil yang mestinya tidak perlu dilakukan, sering kali dihiraukan.
Akibatnya, para pelamar banyak yang gagal gara-gara hal-hal sepele. Contohnya, 1.
Berkas-berkas lamaran tidak diurutkan sesuai urutan yang telah ditentukan; 2.
Lupa mencantumkan KTP; 3. Mengisi formulir lamaran dengan tinta yang berbeda
warna, atau memakai tulisan yang susah dibaca; 4. Mengirimkan berkas pakai
perangko Rp. 1.500, sehingga sampainya 2 bulan; 5. Rekomendasi diminta empat,
hanya diberi dua; 6. Sertifikat TOEFL yang diminta ITP yang dikirim TOEFL Prediction; 7. Menulis alamat email
salah/asal-asalan, dan hal-hal kecil lainya yang dapat dapat mengganggu
konsentrasi tim penyeleksi, akibatnya, berkas Anda langsung masuk tong sampah.
Intinya, benar-benar teliti persyartan di website, jangan sampai ada satu saja
yang menyimpang dari persyaratan itu. Ingat beasiswa ini selalu diikuti oleh
lebih dari 1000 pelamar, dan yang diambil hanya 35 orang. So, silahkan Anda renungkan
sendiri.
b.
Banyak-banyak berdo’a.
Setelah Anda mengirimkan berkas (Usahakan
pakai paket kilat khusus yang satu/dua hari sampai) maka sebagai manusia yang
tak punya kuasa, berdoalah pada TUHAN Yang Maha Kuasa. Karna tidak ada satupun
daun yang jatuh di muka bumi tanpa ijin dari Allah SWT. Oleh sebab itu, jika benar-benar ingin mendapat beasiswa ke
luar negeri, maka tidak ada tempat lain untuk meminta selain kepada Allah Tuhan
Yang Maha Esa. Juga, jangan lupa untuk rajin-rajin meminta didoakan oleh siapa
saja, kepada orang tua yang paling utama, pada anak kecil, kepada teman sebaya
atau kepada teman-teman Anda yang lebih dewasa. Karna kita tidak akan pernah tahu,
dari beberapa orang yang kita mintakan doanya, ternyata ada satu di antara
mereka yang dikabulkan oleh Tuhan, who
knows, ya kan?
c.
Back-up
file
Membuat back up file itu perlu, bukannya
tidak percaya pada jasa pengiriman di tanah air. Tapi membuat foto kopian dari
apa yang sudah Anda kirimkan itu sangat penting, karna jika ternyata paket Anda
tidak sampai ke alamat, Anda masih punya dokumen untuk jaga-jaga. Nah, jangan
lupa untuk cross check dengan cara
menelpon pihak PRESTASI, apakah berkas Anda sudah sampai. Jika mereka sudah
mengatakan “iya sudah kami terima” maka, Anda sudah melewati fase awal
penjaringan.
3. Pasca-Beasiswa
a.
Berlatih wawancara
Biasanya, Anda akan mendapat pemberitahuan tentang
lulus berkas minimal satu atau dua bulan. Pemberitahuan ini bisa dilakukan either via telfon or email, atau kedua-duanya. Saat Anda dinyatakan lulus berkas,
Anda boleh berbahagia, tapi tidak boleh larut dalam kebahagiaan. Karena masih
ada satu lagi rintangan yang harus Anda taklukkan, yaitu wawancara. Dalam hal
ini Anda harus banyak-banyak membaca buku tentang trik-trik sukses wawancara.
Yang saya lakukan dulu ketika saya akan diwawancara adalah: 1. Membuat bank
soal sendiri dan kemudian dibuat jawabannya. 2. Meminta teman-teman yang sudah
pernah mendapat beasiswa (jika ada, jika tidak ada, Anda cukup meminta bantuan
teman dekat Anda) untuk pura-pura menjadi pewawancara. Kedua cara tersebut
terbukti sangat manjur, karna untuk cara pertama, Anda akan terbiasa dengan
pertanyaan-pertanyaan yang bakalan ditanyakan. Cara kedua, melatih Anda untuk
fasih berbahsa Inggris dan atau terlihat santai saat wawancara beneran.
b.
Prepare
for the worst
Dalam setiap usaha
pasti akan ada kemungkinan gagal. Jika itu terjadi, maka Anda harus benar-benar
siap untuk menerimanya. Satu kali, dua kali, tiga kali gagal, jangan pernah
menghambat Anda untuk terus berusaha. Oh ya, Anda tidak dilarang untuk melamar
pada beasiswa lain di waktu bersamaan, semisal ADS, STUNED, FULLBRIGHT, NZAID,
dll. Kata orang bijak “don’t put your eggs
in one basket”. Jadi kalau misalnya ditolak oleh satu sponsor Anda masih
punya harapan yang lain. Untuk saya sendiri, sebelum saya lulus pada beasiswa
PRESTASI-USAID, saya sudah pernah menerima tujuh kali surat penolakan dari berbagai
sponsor beasiwa. Bahkan ada teman saya yang sudah mendapat surat penolakan
belasan kali, dan telah berburu beasiswa selama tujuh tahun. Jadi, kita sepakat
ya di sini bahwa tidak ada kata menyerah dalam kamus kita, Okay?
Wow… tak terasa
ternyata saya sudah menulis sepanjang delapan halaman. Mudah-mudahan
teman-teman tidak capek dan bosan ya membacanya. Semoga tulisan saya ini bisa
membantu teman-teman memperoleh beasiswa khususnya beasiswa PRESTASI-USAID atau
mungkin berguna juga untuk sponsor beasiswa lainya. Dan yang lebih penting………… Semoga mereka jatuh hati pada Anda. Akhirnya,
siapapun yang membaca tulisan saya ini, dan mereka bertekad kuat untuk mendapat
beasiswa, saya mendoakan dengan tulus semoga Anda dapat meraih impian Anda
tersebut, Amin….
East Lansing, 13 Juli 2013
Dion Efrijum Ginanto
Jika para pembaca ingin
ngobrol-ngobrol lebih lanjut tentang beasiswa: contoh essay beasiswa, contoh
CV, contoh surat rekomendasi, dan atau contoh bank soal interview, saya siap
dihubungi di:
TWITTER : @dion_ginanto
FB :
Dion Efrijum Ginanto
HP :
+1313-728-8069
Skype : dion.ginanto
Email : dion.efrijum@gmail.com (ada google
hangout juga)
Saya akan tanggapi di saat saya tidak sibuk kuliah,
InsyaAlloh.
* Mereka dalam tulisan ini saya
batasi pada tim seleksi beasiswa PRESTASI-USAID.
Comments
But if you're interested, you're welcome to take a look of my rough draft in my blog :D
http://hercompassrose.wordpress.com/2013/07/22/indonesian-student-association-permias/
Bukan spam loh yaaaa :D