Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) memaparkan bahwa Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional tidak dilakukan untuk pemeringkatan sekolah, melainkan bertujuan meningkatkan mutu pendidikan.
"Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemendikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret masukan/input, proses, dan keluaran/output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan," tulis Kemendikbud dalam paparan video singkat yang menjelaskan tentang Asesmen Nasional melalui akun Instagram resmi, Minggu (11/10/2020).
Karena itu, Asesmen Nasional nantinya tak hanya dilakukan oleh murid, namun juga dilaksanakan kepada guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
" Murid akan mengikuti AKM, Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Sementara guru dan kepala sekolah hanya mengikuti Survei Lingkungan Belajar," jelas Kemendikbud.
Menggunakan 3 instrumen Kemendikbud menerangkan, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi murid melalui tiga komponen pendidikan meliputi Kurikulum, Pembelajaran dan Asesmen.
Asesmen, terang Kemendikbud, diperlukan untuk menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum pada satuan pendidikan.
Informasi dari Asesmen Nasional, kemudian akan dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Akan digunakan untuk perbaikan kualitas belajar mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.
"Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak dirancang untuk menghakimi sekolah, atau untuk melakukan pemeringkatan sekolah," papar Kemendikbud.
Kemendikbud juga menjelaskan, Asesmen Nasional akan dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen, yakni:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi
Komponen AKM, jelas Kemendikbud, terdiri dari literasi membaca dan numerasi.
Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagi jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
2. Survei Karakter
Survei Karakter dikerjakan oleh murid untuk mendapatkan informasi hasil belajar sosial-emosional. Survei Karakter ini akan mengukur 6 (enam) aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
Berkebinekaan global
Bergotong royong
Mandiri
Bernalar kritis Kreatif
3. Survei Lingkungan Belajar
Instrumen Survei Lingkungan Belajar dikerjakan oleh murid, guru dan kepala sekolah untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di sekolah.
Survei Lingkungan Belajar mengumpulkan informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan iklim yang menunjang pembelajaran.
Responden murid dipilih secara acak
Kemendikbud menerangkan bahwa dalam pelaksanaan Asesmen Nasional, responden murid akan dipilih secara acak dengan jumlah maksimal 30 orang murid SD/MI, 45 murid SMP/MTs, serta 45 murid SMA/SMK/MA di satuan pendidikan.
Sementara responden satuan pendidikan kesetaraan, ialah semua warga belajar yang terdaftar sebagai peserta ujian kesetaraan Paket A/Ula-Kelas 6, Paket B/Wustha-Kelas 9 serta Paket/Ulya-Kelas 12.
Sumber: Kompas
Comments