Kamarku masih gelap, ketika alarm di handphone tiba-tiba berteriak marah seolah ingin menyiramku dengan segayung air seperti yang Bu’e lakukan dulu ketika malas bangun pagi. Atau seperti Pa’e yang tiba-tiba menyapu rata mukaku dnegan bekas air wudhu yang masih ada di mukanya. Ketika kecil, aku sering bersungut-sungut tak karuan ketika mimpi-mimpi indahku tiba-tiba harus hilang karena sapuan air. Tapi kini, aku harus berjuang sendiri melawan malas, meski kadang tiap hari harus berurusan dengan SAMSUNG ku yang sangat cerewet jika jam menunjukkan pukul 07:01. Agak aneh memang, biasanya di Jambi aku menyudahi tidurku sebelum jam 05:00, terbangun untuk melaporkan kondisiku pada penguasa Pagi dan Malam. Atau jika aku rajin, aku terkandang bangun lebih awal untuk bersapa manja bertahajud ria dengan Sang Pencipta Fajar. Dengan marah aku pencet HP ku yang masih berteriak lantang, semakin ku pencet semain keras suara yang ia keluarkan, hampir saja kubanting tapi aku masih in...
Membuka Mata dan Jendela Dunia